Pengalaman berolahraga wall climbing di Surabaya

Rabu, 15 Desember 2021

Intensitas curah hujan di kota Surabaya semakin meninggi, hal ini membuat pilihan aktivitas diluar ruangan menjadi terbatas. Berawal dari celetukan salah seorang teman yang mengatakan "Kalian pernah ga si coba wall climbing?" akhirnya terjadilah percobaan pertamaku melakukan olahraga menantang ini. 

Mencari tempat untuk berolahraga wall climbing di Surabaya dapat dibilang cukup sulit. Selain karena pandemi covid-19 yang membuat aktivatas seperti ini terhenti, faktor lain karena masih belum menjamurnya komunitas wall climbing di kota pahlawan. Berbekal dari informasi google dan hastag instagram akhirnya ku menemukan "Climbing Wall Ceter FPTI, Surabaya" via google atau "goclimbing_" di Instagram.


Saya terhubung dan berkontak dengan coach Effendi yang mana Beliau orangnya sangat supportif, ramah dan sangat membantu. Di goclimbing_ ini seluruh panjatan yang digunakan berada diluar ruangan. Ada 2 tempat yang dapat dipilih di KONI (dekat GM) atau di jalan Irian Bar, No.3 Gubeng. Kebetulan kemarin kami mendapatkan tempat di KONI. Apakah olahraga ini dapat dilakukan pada saat hujan? Coach Effendi tidak menyarankan berolahraga saat ujan, tentu karena alasan keamanan, lebih baik reschedule saja.

Pada awalnya aku dan 3 orang temanku berencana untuk berolahraga pada Kamis, 16 Desember 2021, mendadak pada hari Selasa, salah seorang temanku menginfokan bahwa Ia harus ke luar pulau, sehingga kami harus menjadwalkan ulang. Bersyukur sekali ketemu dengan goclimbing_ by Coach Effendi, Beliau mampu mengakomodasikan semuanya sehingga kami dapat melanjutkan rencana kami.

Kami tiba pukul 18.30wib (padahal waktu janjian 18.00wib) di KONI. Coach Effendi tentunya sudah berada ditempat dengan timnya. Setibanya disana, kami melakukan perkenalan lebih dahulu, pemanasan badan, kemudian mendapatkan sedikit pengenalan dan arahan tentang dasar-dasar berolahraga wall climbing yang baik dan benar. Selain papan panjat dan coaching, kami difasilitasi sepatu khusus climbing, safety belt, magnesium (kapur) dan tentunya tali pengaman dengan orang yang menjaga tali tersebut.

Teknik dasar yang perlu diingat adalah olahraga ini tidak hanya mengandalkan kekuatan tangan tapi juga kekuatan kaki dan pernafasan. Apabila salah mengaplikasikan teknik maka otot-otot tangan akan terasa tegang dan tertarik. Saranku sendiri,sebelum berolahraga wall climbing ada baiknya untuk sedikit melatih otot tangan dan kaki, sehingga pada hari H otot-otot tidak kaget. Untuk pemula tentunya route (lintasan) yang dapat dipilih terbatas. Kami berempat adalah pemula maka papan panjat yang disediakan adalah papan panjat yang lurus dengan pijakan yang besar dan jaraknya tidak jauh-jauh. Tinggi papannya sendiri sekitar 15meter. Apabila route ini sudah bisa dan dirasa kurang menantang ada pula route yang pijakannya lebih kecil dan jarak antar pijakan cukup jauh. 

Saat menegangkan pun tiba, yaitu saat mencoba wall climbing untuk pertama kalinya. Temanku mencoba kali pertama namun sayangnya gagal menyelesaikan route karena otot tangannya tegang. Kemudian tibalah giliranku yaitu giliran kedua. Perasaan ku campur aduk, bukan karena takut ketinggian ataupun takut jatuh, tapi takut tidak kuat. Waktu mencoba pada awal-awal route masih bisa mikir mau ambil pijakan yang mana, ketika ditengah-tengah, selain udah bingung mau ambil pijakan yang mana, nafasku juga sudah terengah-engah. Ada pijakan yang menantang, dimana posisi lutut sudah sejajar dengan perut sehingga kita perlu mendorong kaki dan menarik tangan untuk berdiri, rasanya? Luar biasa menantang, susah!. Ketika sudah setengah perjalanan hingga akhir route, aku banyak dipandu oleh coach dengan sinar laser untuk memilih pijakan. Tanpa bantuan coach tentu aku sudah bingung dan panik, karena saat mendekati akhir route, pijakannya tidak lurus tapi sedikit menyamping. Setelah menit kelima akhirnya aku menyelesaikan route ini hingga akhir. Akhirnya, pada kali pertama percobaan aku dapat menyelesaikan lintasan dengan baik, namun pada percobaan kedua dan ketiga, gagal total untuk menyelesaikan lintasan.

Buat teman-teman yang khawatir ataupun takut tidak kuat, jangan bingung atau overthinking dulu, karena dapat dibantu dengan cara ditarik dengan tali pengaman. Beberapa kali aku merasakan dibantu dengan cara ditarik ketika aku tidak sanggup mendorong diri untuk berdiri dan ketika pijakan terlalu jauh sehingga sedikit butuh “melayang”. Pertanyaan berikutnya yang sering terlintas, Bagaimana jika kita tidak kuat hingga lepas dari pijakan ataupun jika terpleset hingga jatuh kebawah, apakah  aman? Jawabnnya aman. Ada tali yang akan dipasang pada safety belt yang kita gunakan, yang perlu kita pastikan adalah kita tidak berpegangan pada tali yang terhubung pada badan kita tapi menggunakan tangan kita agar tubuh kita tidak menabrak dinding panjat (karena ini lebih sakit). Jadi buat teman-teman yang takut karena alasan keamanan, aku rasa wall climbing aman untuk dilakukan.

Setelah mencoba  wall climbing, aku baru menyadari, selain route yang menantang, tantangan berolahraga wall climbing adalah waktu. Untuk jalur yang aku coba, para atlet dapat menyelesaikan dalam waktu 5 detik, sedangkan aku perlu waktu 5 menit lebih, dan salah seorang temanku mampu menyelesaikan dalam waktu kurang dari 50 detik pada percobaan pertama. Semakin sering berlatih akan meningkatkan kecepatan. Apakah kalian tertarik untuk mencobanya?

Jika kalian menyukai aktivitas luar ruangan, aku menyarankan untuk mencoba wall climbing, walaupun cuma sekali setidaknya dapat memberikan pemahaman bagaimana menyenangkanya berolahraga wall climbing. Di goclimbing_ by coach Effendi menyediakan private climbing class dengan biaya Rp 100rb/ 2jam sudah termasuk instruktur dan peralatan. Jam nya tersedia dipagi hari (06.00-08.00 / 08.00-10.00) dan sore hari (15.00-17.00/18.00-20.00) untuk hari dan jamnya bisa menyesuaikan (bisa janjian diluar jadwal yang tersedia). Apabila nanti aku akan berolahraga wall climbing lagi tentu aku akan menghubungi coach Effendi lagi karena pelayanannya sangat memuaskan.

Secara keseluruhan percobaan pertamaku bermain wall climbing cukup menyenangkan. Selain berjumpa dengan coach yang baik dan supportif, kegiatan ini cukup menantang untuk melatih otot-otot tubuh. Sayangnya aku masih belum jatuh cinta dengan olahraga ini, mencoba lagi? Tentu, namun tidak dalam waktu dekat tentunya. Semoga informasi ini dapat membantu kalian untuk mencoba wall climbing di Surabaya.

Be Friend with Me on g+ and Keep in touch with me on Instagram : iinchr |
 Contac Me : icchrista [at] gmail [dot] com | Iin - Ic Christa |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share your story, opinion, and experiences here !