Memasuki usia 30 tahun dan sudah menikah, membuat aku sadar bahwa ada satu hal yang pasti di dunia ini, yaitu kematian. Setiap membahas kematian, aku dan paksu selalu berebut untuk meninggal lebih dulu. Kenapa? Karena ditinggal pasangan itu kayak dunia runtuh. Kehilangan adalah salah satu core memory yang sulit banget untuk dilalui and only time can heal. Hanya membayangkan saja membuat hati sakit bahkan sampai air mata mengalir. Berduka sudah sulit, gimana ditambah dengan nasib keuangan yang tak menentu, karena ditinggalkan oleh pencari nafkah utama.
Kita berdua sama-sama bekerja di usaha yang sama, kasarannya bisnis barenglah. Diusaha ini kita berbagi tugas. Aku bertugas di keuangan dan operasional, sedangkan Paksu bertugas di bagian penjualan dan pemasaran serta human resources and development. Yang namanya bisnis bisa hancur kapanpun. Bisnis kebanyakan hancur karena faktor eksternal (perubahan peraturan dari pemerintah, kualitas barang dari supplier) kalau dari faktor internal, seperti meninggalkan salah satu dari kita, bisnis nggak hanya hancur tapi bisa habis tak bersisa. Untuk menghindari hal-hal terburuk terjadi, kita mulai merencanakan proteksi diri. Salah satunya kita memilih untuk proteksi jiwa dan harta benda. Aku bahas satu persatu ya.